mabar.online Bermain game kini bukan lagi sekadar aktivitas mengisi waktu luang. Di Indonesia, kegiatan ini telah berkembang menjadi bagian dari gaya hidup digital yang lekat dengan keseharian masyarakat. Temuan ini terungkap dalam survei Indonesia Gaming Behavior 2025 yang dilakukan oleh lembaga riset Jakpat. Hasilnya menunjukkan bahwa 82% responden menganggap bermain game adalah cara efektif untuk bersantai dan menghibur diri setelah menjalani aktivitas padat.
Survei ini menggambarkan bagaimana game telah berevolusi dari hobi individu menjadi fenomena sosial dan ekonomi. Dengan penetrasi internet yang semakin luas serta kemajuan teknologi smartphone, bermain game kini menjadi kegiatan lintas usia dan lintas profesi. Tak hanya remaja atau pelajar, banyak pekerja muda dan orang dewasa yang juga menjadikan game sebagai bagian dari rutinitas harian mereka.
Transformasi Gaya Hidup Digital
Dulu, bermain game sering dianggap sekadar kegiatan buang-buang waktu. Namun kini, persepsi itu telah berubah. Game menjadi sarana hiburan modern yang mudah diakses dan mampu memberi pengalaman interaktif. Banyak orang menganggap bermain game sebagai bentuk self-reward setelah lelah beraktivitas seharian.
Survei tersebut juga menemukan bahwa mayoritas responden bermain game di perangkat seluler karena fleksibilitasnya. Mereka bisa bermain kapan saja, di sela waktu istirahat atau bahkan saat menunggu transportasi umum. Dari data yang dihimpun, kebanyakan pemain menghabiskan waktu rata-rata 1 hingga 2 jam per hari untuk bermain.
Fakta menarik lainnya, sekitar 67% pemain mengaku lebih memilih game yang bersifat santai, seperti simulasi, teka-teki, atau casual game, dibandingkan game kompetitif yang membutuhkan strategi rumit. Hal ini menegaskan bahwa fungsi utama bermain game bagi masyarakat Indonesia masih berkaitan erat dengan hiburan dan relaksasi.
Tiga Alasan Utama Warga Indonesia Gemar Bermain Game
Dari hasil survei dan wawancara mendalam, ada tiga alasan utama mengapa banyak orang di Indonesia gemar bermain game.
- Sebagai Hiburan dan Penghilang Stres
Aktivitas sehari-hari yang padat membuat banyak orang membutuhkan cara sederhana untuk melepas penat. Bermain game memberikan pelarian sejenak dari rutinitas. Banyak pemain merasa lebih rileks dan bahagia setelah bermain, terutama jika game yang dimainkan memiliki musik menenangkan atau visual menarik. Beberapa bahkan menganggap game sebagai bentuk meditasi modern. Ketika fokus pada permainan, pikiran menjadi lebih tenang dan stres berkurang. - Sebagai Sarana Sosialisasi Digital
Game online memungkinkan pemain untuk berinteraksi dengan orang lain, baik teman dekat maupun orang baru dari berbagai daerah. Survei mencatat bahwa lebih dari 70% responden bermain bersama teman secara daring. Interaksi ini tidak hanya menambah keseruan, tetapi juga memperluas jaringan sosial. Banyak pemain yang akhirnya menjalin pertemanan bahkan komunitas dari hobi yang sama. Fenomena ini menjadi bukti bahwa dunia virtual dapat membangun hubungan sosial yang sehat bila digunakan dengan bijak. - Sebagai Sumber Cuan dan Peluang Karier
Aspek ekonomi menjadi alasan ketiga yang membuat minat bermain game meningkat. Kini, game tak hanya soal hiburan, tetapi juga peluang penghasilan. Banyak pemain yang beralih menjadi content creator, streamer, atau bahkan pengembang game independen. Platform seperti YouTube, TikTok, dan Twitch memberikan ruang bagi para gamer untuk memonetisasi keahliannya. Selain itu, turnamen e-sport yang semakin sering digelar juga membuka jalan karier profesional di dunia gaming. Tak heran jika sebagian responden menyebut bermain game bukan sekadar hobi, melainkan investasi keterampilan.
Dampak Positif Game terhadap Kesehatan Mental
Selain alasan utama tersebut, survei Jakpat juga menyoroti efek psikologis bermain game. Bermain dalam batas wajar dapat meningkatkan konsentrasi, koordinasi tangan-mata, dan kemampuan memecahkan masalah.
Namun yang paling menonjol adalah dampak positif terhadap kesehatan mental. Game dengan alur cerita menarik dan mekanisme progresif membantu pemain merasa termotivasi. Saat mencapai pencapaian tertentu, otak melepaskan dopamin—zat kimia yang memicu rasa bahagia.
Dengan kata lain, bermain game dapat menjadi terapi ringan yang membantu menjaga keseimbangan emosi. Meski demikian, peneliti menegaskan pentingnya membatasi waktu bermain agar tidak berdampak negatif pada rutinitas harian.
Tren Gaming di Indonesia
Industri game di Indonesia terus berkembang pesat. Laporan dari Asosiasi Game Indonesia menunjukkan bahwa nilai pasar game nasional kini mencapai lebih dari Rp30 triliun per tahun. Sebagian besar berasal dari transaksi dalam game (in-app purchase) dan iklan digital.
Genre yang paling diminati di Indonesia meliputi battle royale, simulation, dan casual game. Namun tren baru menunjukkan peningkatan minat terhadap game edukatif dan game berbasis komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin melihat nilai positif dari dunia game, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran dan ekspresi diri.
Selain itu, kemunculan turnamen e-sport lokal dan dukungan pemerintah terhadap industri kreatif digital turut memperkuat posisi Indonesia di peta industri game Asia Tenggara. Banyak pengembang lokal kini mulai menciptakan game dengan ciri khas budaya Indonesia yang mampu menarik perhatian pasar global.
Kesimpulan
Survei Indonesia Gaming Behavior 2025 menegaskan bahwa bermain game telah menjadi bagian integral dari gaya hidup masyarakat Indonesia modern. Dari sekadar hiburan, kini game juga menjadi sarana bersosialisasi dan bahkan peluang ekonomi baru.
Tiga alasan utama—hiburan, interaksi sosial, dan peluang cuan—mencerminkan bagaimana dunia digital mengubah cara orang menjalani kesehariannya. Selama dilakukan secara seimbang, bermain game tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup di era teknologi yang semakin terhubung ini.

Cek Juga Artikel Dari Platform 1reservoir.com
