mabar.online Dunia game kembali dikejutkan dengan kabar larangan terhadap sebuah judul indie. Game horor berjudul Horses, karya developer solo Andrea Lucco Borlera, tiba-tiba tidak diizinkan rilis di platform Steam. Padahal, game indie dengan konsep unik ini sempat menarik perhatian komunitas horor karena premisnya yang misterius dan mekanisme permainan yang berbeda dari game horor kebanyakan.
Larangan seperti ini bukan hal baru di Steam. Valve sebagai pengelola platform memiliki aturan ketat terkait konten, kualitas, dan keamanan pengguna. Namun setiap kali ada game yang diblokir, publik selalu penasaran alasan di balik keputusan tersebut. Hal yang sama terjadi pada Horses. Banyak gamer bertanya-tanya apa yang sebenarnya membuat game horor itu tidak lolos kurasi.
Mengenal Horses: Game Horor Indie dengan Gaya Unik
Horses digarap oleh satu orang developer. Game ini menawarkan nuansa horor yang berbeda dari kebanyakan judul mainstream. Nuansa surealis, visual eksperimental, dan atmosfer gelap menjadi identitasnya. Pemain diajak menjelajahi dunia aneh yang dipenuhi simbol dan makhluk asing.
Banyak yang tertarik karena Horses menampilkan desain yang tidak mengikuti standar visual industri. Pendekatannya lebih menyerupai film horor arthouse, bukan game horor komersial. Gaya inilah yang membuat Horses sempat viral di komunitas pecinta game eksperimental.
Namun, gaya eksperimental yang terlalu liar kadang menimbulkan masalah ketika harus masuk ke platform besar. Aturan Steam mengharuskan game memenuhi standar tertentu agar dapat dipasarkan secara luas.
Keputusan Steam: Horses Dilarang Beredar
Kabar mengenai pemblokiran Horses berasal dari laporan komunitas penggemar yang mengikuti proses publikasi game tersebut. Pada akhirnya, Steam memutuskan untuk tidak mengizinkan game itu masuk ke toko digital mereka.
Valve memang jarang mengumumkan detail alasan setiap larangan secara terbuka. Namun biasanya, ada sejumlah alasan umum mengapa sebuah game bisa ditolak. Horses kemungkinan termasuk salah satu kategori ini.
Keputusan tersebut menjadi sorotan karena developer indie biasanya mengandalkan platform besar seperti Steam untuk menjangkau pemain global. Tanpa rilis di Steam, jangkauan Horses akan jauh lebih terbatas.
Dugaan Alasan Larangan: Konten yang Dianggap Bermasalah
Ada beberapa faktor yang sering disebut oleh komunitas sebagai kemungkinan alasan game ini diblokir:
1. Konten visual yang terlalu ekstrem atau mengganggu
Horses dikenal memiliki visual yang eksperimental. Beberapa adegan dalam game mungkin dianggap terlalu disturbing atau menampilkan elemen sensitif. Steam memiliki batasan terkait konten kekerasan, gore, atau imagery berbahaya lainnya.
2. Unsur tematik yang tidak sesuai dengan kebijakan
Game horor eksperimental kadang mengangkat tema tabu. Jika Horses memuat elemen yang bertentangan dengan aturan platform, Steam bisa menolaknya.
3. Kualitas teknis belum memenuhi standar
Valve juga mempertimbangkan kelayakan teknis. Game yang terlalu banyak bug, tidak stabil, atau tidak memenuhi standar minimum bisa ditolak.
4. Masalah lisensi atau penggunaan aset
Sebagian game indie menggunakan aset publik atau eksperimental. Jika ada potensi pelanggaran lisensi, Steam biasanya langsung melakukan ban.
5. Potensi risiko bagi pengguna
Konten yang dianggap dapat mempengaruhi kenyamanan atau keamanan psikologis pemain dalam tingkat ekstrem bisa menjadi alasan larangan.
Horses kemungkinan terkena satu atau beberapa faktor di atas, meski Valve tidak mengungkapkannya secara rinci.
Reaksi Komunitas: Campuran Antara Kecewa dan Penasaran
Banyak gamer indie menyatakan kekecewaan setelah mendengar larangan tersebut. Mereka melihat Horses sebagai salah satu karya unik yang pantas mendapatkan ruang di pasar. Game dengan pendekatan seni seperti ini sering kali menjadi alternatif menarik di antara game horor mainstream.
Namun, di sisi lain, ada juga gamer yang penasaran. Mereka mempertanyakan apakah konten Horses memang sedemikian ekstrem hingga harus diblokir. Misteri ini membuat game tersebut semakin dibicarakan.
Beberapa penggemar indie berpendapat bahwa keputusan seperti ini justru membuat Horses memiliki kultus tersendiri. Game yang dilarang cenderung menarik rasa ingin tahu publik.
Posisi Developer: Tetap Tenang dan Fokus pada Karya
Andrea Lucco Borlera, sebagai pengembang tunggal, dikenal sebagai kreator yang fokus pada karya artistik. Meskipun game besutannya mengalami pelarangan, ia tetap melanjutkan proses kreatifnya.
Developer indie seperti Andrea sering menciptakan karya tanpa terikat standar industri. Mereka lebih mengutamakan ekspresi seni daripada popularitas. Hal ini membuat game mereka unik, tetapi juga berisiko saat harus masuk ke platform besar seperti Steam.
Jika Horses tidak dapat rilis di Steam, kemungkinan besar Andrea akan membawa gamenya ke platform alternatif. Banyak layanan distribusi independen yang terbuka bagi karya eksperimental.
Masa Depan Horses: Tetap Ada Peluang Diluncurkan di Tempat Lain
Larangan dari Steam bukan berarti game ini mati. Ada banyak platform lain yang lebih fleksibel dalam menerima konten unik. itch.io, Epic Games Store, atau distribusi mandiri bisa menjadi pilihan.
Selain itu, kontroversi ini bisa membuka peluang lebih besar. Ketika sebuah game diban, publik justru semakin penasaran. Pada akhirnya, Horses mungkin mendapatkan perhatian lebih luas daripada yang mungkin terjadi jika game itu rilis secara normal.
Kesimpulan: Larangan dari Steam Tidak Menghentikan Perjalanan Horses
Pemblokiran Horses menambah daftar panjang game eksperimental yang tidak lolos kurasi Steam. Namun perjalanan sebuah karya tidak berhenti di satu platform. Horses tetap memiliki tempat di hati para pecinta game aneh, gelap, dan artistik.
Kasus ini juga mengingatkan bahwa industri game bukan hanya soal visual mengesankan atau gameplay mengikuti tren. Ada banyak kreator kecil yang berani bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang benar-benar berbeda.
Selama ada komunitas yang menghargai kreativitas, game seperti Horses akan selalu menemukan jalannya.

Cek Juga Artikel Dari Platform zonamusiktop.com
