Setelah game indie Peak meledak di komunitas PC dan mobile, tak butuh waktu lama sebelum gelombang klonnya mulai bermunculan, termasuk di platform besar seperti PlayStation Store. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar, apakah ini bentuk apresiasi terhadap mekanik populer atau sekadar eksploitasi pasar?
Sukses Peak, Undang Banyak Peniru
Sejak diluncurkan, Peak memikat pemain dengan gameplay sederhana namun menantang: memanjat gunung setinggi mungkin, menghadapi medan yang terus berubah, dan tak jarang membuat frustrasi. Konsep ini mengingatkan pada Getting Over It, tapi Peak punya identitas sendiri dengan pendekatan visual yang lebih segar dan kontrol yang terasa lebih halus.
Namun, kesuksesan ini rupanya menginspirasi banyak developer, atau dalam beberapa kasus oportunis, untuk membuat versi tiruannya. Bedanya, kini banyak dari klon tersebut muncul di PlayStation Store dengan nama dan tampilan berbeda, tapi gameplay yang hampir identik.
Kloning di PlayStation Store: Kebanjiran Game Serupa
Dalam beberapa bulan terakhir, pengguna PlayStation mulai melaporkan kemunculan game-game dengan konsep pendakian frustasi serupa Peak. Beberapa bahkan menggunakan aset visual yang nyaris serupa, dari animasi karakter hingga gaya rintangan.
Yang mengejutkan, sebagian game tersebut dijual dengan harga premium tanpa adanya fitur tambahan yang berarti. Banyak pemain yang merasa tertipu, mengira itu game orisinal atau bahkan bagian resmi dari Peak.
Apa Kata Komunitas dan Developer?
Reaksi komunitas terbelah. Ada yang melihat ini sebagai hal biasa di industri game, di mana tren akan selalu diikuti. Tapi tidak sedikit pula yang mengkritik Sony karena membiarkan klon-klon ini masuk tanpa kurasi ketat.
Pihak developer Peak sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun sejumlah pengembang indie lain menyuarakan kekhawatiran soal lemahnya moderasi konten di platform besar seperti PlayStation Store.
Fenomena Lama yang Terulang Lagi
Fenomena kloning bukan hal baru di industri game. Dari zaman Flappy Bird, Threes! hingga Among Us, selalu ada gelombang tiruan yang datang setelah satu game indie meledak. Yang membedakan, kini platform besar seperti PlayStation ikut terdampak, dan ini membuka diskusi lebih luas soal perlindungan IP dan etika industri.
Kloning Peak di PlayStation Store menunjukkan betapa cepatnya tren bisa dieksploitasi tanpa regulasi yang memadai. Di satu sisi, ini bisa menjadi bentuk pengakuan bahwa mekanik Peak memang kuat. Tapi di sisi lain, membanjirnya game tiruan yang berkualitas rendah bisa mencemari reputasi genre tersebut.
Para pemain kini dituntut lebih jeli dalam memilih game, sementara platform seperti Sony perlu lebih tegas dalam menyaring konten agar kualitas dan kepercayaan pengguna tetap terjaga.
Jika kalian ingin tau berita terkini dan terupdate lain nya bisa cek diĀ olahragaonline