Supergiant Games dikenal sebagai salah satu studio independen yang konsisten menghasilkan game berkualitas tinggi dengan identitas kuat. Lewat judul-judul seperti Bastion, Transistor, Pyre, hingga Hades, studio ini membangun reputasi sebagai pengembang yang mengutamakan desain matang dan keterlibatan pemain. Pengalaman tersebut kembali diuji saat Supergiant merilis Hades 2 melalui skema Steam Early Access.
Dalam wawancara terbaru, pendiri sekaligus creative director Supergiant Games, Greg Kasavin, mengungkapkan bagaimana strategi rilis Early Access bukan sekadar keputusan teknis, melainkan bagian dari filosofi pengembangan game itu sendiri. Menurutnya, Early Access bukan solusi instan, tetapi proses yang menuntut kesiapan mental, desain, dan komunikasi yang kuat antara pengembang dan komunitas.
Early Access Bukan Sekadar “Rilis Lebih Cepat”
Kasavin menekankan bahwa menentukan waktu rilis Early Access merupakan salah satu keputusan tersulit bagi pengembang. Game yang dirilis terlalu dini berisiko dianggap belum layak dimainkan, sementara game yang terlalu matang justru kehilangan manfaat utama Early Access.
“Game harus berada di titik yang tepat,” ujar Kasavin. Konten perlu cukup banyak dan stabil agar pemain merasa pantas membayar, tetapi tetap menyisakan ruang untuk perubahan signifikan. Inilah keseimbangan yang sulit dicapai dalam model paid alpha.
Ia menyebut banyak studio terjebak pada dilema ini. Jika terlalu defensif, pengembang cenderung menunggu terlalu lama. Sebaliknya, jika terlalu agresif, pemain bisa merasa dimanfaatkan untuk menguji produk setengah jadi tanpa arah jelas.
Hades 2 Dirancang Sejak Awal untuk Early Access
Berbeda dengan banyak game lain, Hades 2 memang dirancang sejak tahap awal sebagai proyek Early Access. Pendekatan ini bukan hal baru bagi Supergiant, mengingat Hades pertama juga dikembangkan dengan model serupa.
Dengan desain seperti ini, feedback pemain tidak diperlakukan sebagai “tambalan” belakangan, melainkan menjadi bagian inti dari proses kreatif. Tim pengembang secara aktif mengamati bagaimana pemain berinteraksi dengan mekanik, progresi, dan keseimbangan permainan.
Kasavin menjelaskan bahwa masukan dari komunitas sering kali membuka perspektif baru yang tidak terpikirkan selama pengembangan internal. Hal ini memungkinkan tim untuk menyesuaikan desain tanpa harus mengorbankan visi utama game.
Tantangan Mengelola Ekspektasi Pemain
Merilis game dalam Early Access juga berarti membuka diri terhadap kritik publik sejak dini. Supergiant menyadari bahwa transparansi menjadi kunci agar pemain memahami apa yang mereka beli.
Menurut Kasavin, komunikasi yang jujur mengenai kondisi game sangat penting. Pemain perlu tahu fitur apa yang sudah tersedia, apa yang masih dalam pengembangan, dan ke arah mana game akan berkembang. Tanpa komunikasi yang jelas, Early Access berpotensi menciptakan kekecewaan.
Supergiant berusaha menjaga hubungan ini dengan rutin merilis update, patch notes yang detail, serta penjelasan desain di balik perubahan tertentu. Dengan begitu, pemain merasa dilibatkan, bukan sekadar menjadi penguji pasif.
Perjalanan Hades 2 dari Early Access ke Rilis Penuh
Hades 2 pertama kali diumumkan di The Game Awards 2022 dan masuk fase Early Access pada Mei 2024. Selama lebih dari setahun, game ini berkembang melalui berbagai pembaruan yang memperkaya konten, menyeimbangkan gameplay, dan memperhalus pengalaman bermain.
Pada September 2025, Hades 2 resmi keluar dari Early Access dengan status rilis penuh. Hasilnya sangat mengesankan. Game ini menjadi salah satu judul PC dengan rating tertinggi tahun 2025 di Metacritic dan meraih penghargaan Best Action Game di The Game Awards 2025.
Kesuksesan tersebut memperkuat pandangan bahwa Early Access, jika dijalankan dengan strategi yang tepat, dapat menjadi fondasi kuat menuju rilis final yang solid.
Belajar dari Kesuksesan Hades Pertama
Pengalaman Supergiant dengan Hades pertama menjadi landasan penting bagi pengembangan sekuelnya. Game tersebut menghabiskan sekitar 22 bulan di Early Access sebelum dirilis penuh pada Desember 2020.
Hades terjual lebih dari satu juta kopi dan mencetak sejarah sebagai video game pertama yang memenangkan Hugo Award pada 2021. Pencapaian ini menunjukkan bahwa model Early Access tidak menghalangi kesuksesan kritis maupun komersial, selama dikelola dengan baik.
Kasavin menyebut bahwa pengalaman panjang tersebut memberi tim pemahaman mendalam tentang kapan harus mendengarkan pemain dan kapan harus mempertahankan keputusan desain internal.
Early Access sebagai Kolaborasi, Bukan Kompromi
Salah satu poin penting yang ditekankan Kasavin adalah bahwa Early Access bukan berarti menyerahkan kendali penuh pada komunitas. Feedback pemain memang berharga, tetapi pengembang tetap perlu menyaring dan menginterpretasikannya secara kritis.
Supergiant memandang Early Access sebagai kolaborasi kreatif, bukan kompromi visi. Tim tetap memiliki arah desain yang jelas, sementara masukan pemain membantu mengasah detail agar pengalaman bermain terasa lebih natural dan memuaskan.
Pendekatan ini membuat perubahan yang dilakukan terasa terarah, bukan reaktif. Setiap update bertujuan memperkuat fondasi gameplay, bukan sekadar merespons keluhan sesaat.
Pelajaran bagi Developer Lain
Dari pengalaman Supergiant, terdapat beberapa pelajaran penting bagi studio lain yang ingin memanfaatkan Early Access. Pertama, tentukan sejak awal apakah game memang cocok untuk dikembangkan secara terbuka. Tidak semua proyek ideal untuk model ini.
Kedua, siapkan konten yang cukup solid sebelum rilis Early Access. Pemain harus merasa bahwa mereka mendapatkan nilai nyata sejak hari pertama. Ketiga, bangun komunikasi yang jujur dan konsisten agar ekspektasi tetap terjaga.
Terakhir, perlakukan feedback sebagai bahan bakar kreatif, bukan tekanan yang memaksa. Dengan pendekatan tersebut, Early Access bisa menjadi alat pengembangan yang sangat efektif.
Kesimpulan
Strategi Supergiant Games dalam merilis Hades 2 lewat Early Access menunjukkan bahwa model ini dapat menjadi kekuatan besar jika diterapkan dengan perencanaan matang. Bagi Supergiant, Early Access bukan sekadar cara mendanai pengembangan, tetapi sarana membangun dialog kreatif dengan pemain.
Kesuksesan Hades dan Hades 2 membuktikan bahwa keterbukaan, komunikasi, dan visi yang jelas dapat berjalan beriringan. Di tengah industri game yang semakin kompetitif, pendekatan ini menjadi contoh bagaimana Early Access dapat menghasilkan game berkualitas tinggi tanpa mengorbankan identitas kreatif.
Baca Juga : Nenek 92 Tahun Juara Tekken 8, Esports Tanpa Batas Usia
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : zonamusiktop

